Rabu, 23 November 2011

Duhai Lelaki Pilihan Allah Untukku....


                  Entah dengan apa ku harus menggambarkan segala rasaku padamu...

Tak cukup dengan untaian kata,dan barisan kalimat indah...

Tak mampu tergambar dengan pewarna apapun, semuanya terlalu indah...

Tak kan ada kanvas yang mampu membingkai semua warna tentangmu...

Karena kau begitu indah disini....dihatiku....

Tahukan betapa besar rasa syukurku,ketika Allah memilihku untuk menjadi pendampingmu...

Tak pernah ku merasa cukup mensyukuri nikmat itu...

Betapa bahagiaku ketika kau memilihku diantara sekian banyak bidadari yang jauh lebih indah di luar sana...

Kau tau dengan sangat tahu,aku hanya wanita dengan segala keterbatasan dan kau tetap memilihku...



Duhai Lelaki Pilihan Allah Untukku...

Tahukah engkau betapa buncahahan di dada ini seakan ingin meledak,membawaku ke awan yang hanya mampu ku ekspresikan dengan airmata...

Ketika dari lisanmu kau sebut namaku dalam lantunan ijab kabul yang suci...

Ketika itu pula ku abdikan diriku padamu,dengan segala ketundukan yang kumiliki...

dan Kau tau,bahwa akan ku patuhi inginmu selama tak bermaksiat pada Sang Maha Kasih,Robbul 'izzati....



Duhai Lelaki ku, penghìas mata dan hatiku...

Tak pernah ku lalui tiap hari, tiap jam, tiap detik kecuali kulalui hanya dengan jatuh cinta padamu...

Tak akan pernah berkurang rasa ini padamu,karena disini di hati ini kaulah yang terindah...

Dan akupun berharap dengan segala kekuranganku,kau sudi menjadikanku perhiasan terindah di mata dan hatimu...

Aku tau,diri ini tak jelita dan tak se cerdas Aisyah,apalagi setaqwa Khadijah, Namun sungguh ku akan mencintaimu seperti mereka,cinta yang terbingkai atas nama~NYA...



Duhai Pelipur Laraku...

Aku pun tahu betapa lelah dan penat harimu,bergelut dengan rutinitas kerjamu...

Kau lalui dengan penuh keikhlasan demi aku,demi anak~anak kita, demi kami amanahmu dari~NYA...

Sungguh,ketika kau lelap dalam tidurmu,aku menangis menatapmu dlm wajah lelahmu...

Betapa ku hargai tiap tetesan keringatmu, bukan berapa banyak yg telah kau beri,namun berapa banyak cinta dalam tiap tetes keringatmu,dalam tiap lelahmu... Dan aku selalu merasa cukup dengan itu...



Duhai Cintaku, Labuhan Hatiku..

Gandeng tanganku ke Jannah~NYA...

Jangan segan membangunkanku di 1/3 malam terakhir, bersama kita mengarungi samudra cinta~NYA dalam lautan dzikir...

Jangan pernah segan menegurku dalam tiap khilafku,aku adalah wanita biasa,ada kalanya ku berbuat salah padamu,maka bersabarlah padaku,jangan membentakku atau membiarkanku..

Kau tau aku adalah kaum yg tercipta dari tulang rusuk yang paling bengkok...

Ada kalanya aku akan membuatmu begitu marah,maka ketahuilah olehmu bahwa DIA menghendaki kau menasehatiku dengan hikmah,

Sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan,namun jangan kau coba meluruskanku, krn aku akan patah, tapi... Jangan pula membiarkanku begitu saja,karena akan selamanya aku salah...

Tatap mataku dengan cintamu,

genggam tanganku dan nasihati aku dengan lembut...

Niscaya kau akan menemukanku tersungkur menangis dalam pangkuanmu... Dan maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku...



Duhai Kasihku Dunia Akhirat...

Kau adalah nahkodaku, kemana kau mengarahkan haluan rumah tangga kita,di situ pula aku akan mengikutimu...

Maka jadilah Imam yang baik untukku, Ajarkan aku mencintaimu Karena~NYA...

Ridholah padaku, maka Rabb kitapun akan ridho padaku...

Sesungguhnya Ridhomu adalah Ridho Illahi....

Mudahkanlah jalanku ke Jannah~NYA...

Karena bagiku kau adalah kunci Syurgaku...



Dari Ummu Salamah, Ia berkata :Rosululloh SAW bersabda :

"Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya maka ia akan masuk Syurga"

Sungguh, cintaku padamu akan bertambah seiring ketakwaanmu pada~NYA,

dan akan berkurang dengan kemaksiatanmu pada~NYA...



"Aku mencintaimu karena Allah.."

Moga Allah mendengar rayuan dan luahan hati ini yang mahukan petunjuk dariNya..

Wallahualam..
Sekian..



Jumaat, 18 November 2011

pendakwah muslimah , facebook dan media

Fatimah Syarha berforum bersama Dr. Syarifah (medical doctor) dan Farah Adeeba (artis)


Surat Remaja Buat Ustazah

Salam mahabbah ustazah yang kusayangi kerana Allah...
Didoakan agar ustazah sentiasa dirahmati Allah...
Saya ada sedikit nak berkongsi dengan ustazah.
Saya pernah bertanya pensyarah saya tentang pendapat beliau bagi muslimah yang meletakkan gambar di dalam blog atau facebook.
Ada kawan-kawan yang mengatakan saya ni syadid bila saya tidak meletakkan gambar di ruang-ruang facebook atau di dalam blog. Jujurnya pada pendapat saya sendiri, saya tak ingin dikenali oleh muslimin. Bimbang fitnah itu datang dari hanya sekeping gambar, walaupun ganbar itu gambar yang sempurna dengan menutup aurat. Tambahan pula sebagai muslimah, bagi saya perlu menjaga rapi dirinya walau di alam maya.
Pensyarah saya melarang kami meletakkan gambar di dalam laman-laman sosial walau untuk tujuan berdakwah kerana bimbang bila ada yang berniat jahat cuba mengambil gambar tersebut untuk menyihir kita...

Balasan Ustazah

Salam sayang buat ukhti.
Terima-kasih atas perkongsian. Terasa perkongsian ini lahir dari hatimu yang tulus dan menyayangi diriku ini.
Setiap orang mempunyai pendapat. Ustazah hormati. Dan setiap orang tidak berhak memaksakan orang lain terhadap pendapatnya, selagi mana kedua-dua pendapat itu masih di atas garis hukum dan tidak melanggar syariat. Bersabarlah dengan dakwaan kawan-kawan ukhti itu kerana ustazah yakin ukhti mempunyai fatwa hati tersendiri. Pesan Nabi, “Mintalah fatwa pada hatimu, kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah. [H.R. Ahmad dan al-Dârimî]

Apakah hukum meletakkan gambar sopan dan menutup aurat di facebook?

Sesetengah orang menempelak muslimah yang berdakwah dengan gambar, drama, filem, buku, ceramah umum, video-video kreatif, facebook, blog  dan sebagainya dengan hujah matlamat tidak menghalalkan cara. Persoalannya, apa yang tidak halal dengan cara ini? Adakah ia sesuatu yang disepakati haram oleh semua ulama’?
Perbahasan tentang isu ini dikiaskan dengan perbahasan hukum muslimah membuka wajah. Ianya adalah soal khilaf. Jumhur ulama mengatakannya harus. Keharusan itu terpakai kepada semua bentuk samada muslimah berada dalam surat khabar, kulit buku, video, televisyen dan sebagainya.
Syeikh Yusuf al-Qaradhawi berkata, “Saya ingin jelaskan sebuah hakikat yang pada dasarnya sudah jelas, sebuah hakikat yang telah dikenal di kalangan ilmuan, iaitu perkataan tidak wajibnya penutup muka dan dibolehkannya membuka wajah dan kedua tapak tangan dari anggota wanita di hadapan lelaki. Ini adalah pendapat majoriti ulama fiqh sejak zaman sahabat.” Pendapat ini berdasarkan dalil-dalil syariat dan riwayat dari para sahabat(atsar), dan bersandarkan kepada pandangan dan perbandingan akal sihat serta diperkuat pula oleh kenyataan yang berlaku  pada zaman keemasan umat ini. (Rujuk buku Wanita Dalam Fiqh al-Qaradhawi)

              Hal ini bergantung juga kepada niat. Urusan niat seseorang adalah urusannya dengan Allah. Terpulanglah samada kita memilih untuk berbaik sangka dengan niatnya atau berburuk sangka dengan niatnya itu, semuanya bakal dihisab Allah. Kutukan-kutukan berupa sengaja ingin dipuji, sengaja nak tunjuk cantik dan sebagainya itu, semuanya akan diadili oleh Allah SWT samada benar atau tidak. Pesan Allah SWT di dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah sebahagian besar dari sangkaan-sangkaan, kerana setengah dari sangkaan itu ada mengandungi dosa.” (al-Hujurat : 12)

Sesuatu Yang Harus Ada Kebaikan dan Keburukan

Tabiat sesuatu yang hukum asalnya adalah harus, mempunyai kebaikan dan keburukan. Kita berhak mempertimbangkan mana yang lebih mendatangkan banyak kebaikan dan mana yang lebih banyak mendatangkan keburukan.
Contohnya, makan kek yang manis adalah harus. Kebaikan kek ialah ia boleh mengembirakan orang pada hari-hari istimewa kerana rasanya yang sedap. Keburukannya pula, ia boleh memberi risiko kegemukan, kencing manis dan sebagainya.
Maka, bolehkah kita melarang orang memakan kek? Ataupun, bukankah lebih hikmah jika kita tidak menghalang orang makan kek, sebaliknya, memberi panduan bagaimana berpada-pada makan kek dengan aturan dan caranya yang sesuai.

Luaskan yang Halal, Sempitkan Yang Haram

Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengatakan, di antara kemudahan yang diperlukan dalam fiqih ialah mempersempit dan tidak berlebihan dalam menetapkan taklif (beban) hukum kepada manusia, terutama dalam hal yang berhubungan dengan wajib dan haram. Kerana kita tidak diperbolehkan untuk memperluas yang wajib dan haram tanpa dalil, melainkan kita harus menetapkannya dengan ketetapan nas yang sahih dan sharih (jelas) atas diwajibkannya yang wajib dan diharamkannya yang haram, atau dengan qiyas (bandingan terhadap sesuatu yang serupa, contoh dadah diqiyas dengan rokok) yang jelas illatnya (sebab) terhadap nas.
Daripada ajaran al-Quran dan as-Sunnah, Islam benar-benar memperhatikan dalam mempersempit perintah dan memperluas “kawasan yang dimaafkan” kerana berasa kasihan kepada para mukallaf (orang yang memikul tanggung jawab), bukan kerana lupa.
Firman Allah SWT, “Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika kamu menanyakan di waktu al-Quran itu sedang diturunkan, nescaya akan diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah maha pengampun lagi maha penyantun. (Al-Maidah: 101).
Rasulullah SAW bersabda, “Orang Muslim yang paling besar dosanya adalah orang yang bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan, lalu hal itu menjadi diharamkan gara-gara pertanyaannya.” (Muttafaqun a’laih).

Berdakwah Dengan Kemajuan Teknologi

Berbalik kepada isu meletakkan gambar muslimah di facebook, spesifiknya gambar sopan dan menutup aurat, ustazah hormati muslimah yang tidak melakukan hal ini. Begitu juga muslimah yang tidak mahu terlibat dengan dakwah melalui video, ceramah umum, televisyen dan sebagainya. Mereka berhak mempunyai hujah dan fatwa hati tersendiri.
Ustazah pula mempunyai hujah dan fatwa hati ustazah tersendiri. Ustazah tertarik dengan kata-kata Dr. Yusuf al-Qaradhawi apabila beliau membahaskan tentang harusnya muslimah membuka wajah, beliau berkata, " Menjaga kemaslahatan dakwah lebih penting dari apa-apa yang dia berjaga-jaga kerananya.”
Risiko kemungkinan disihir bukan hanya terjadi kepada muslimah yang meletakkan gambar di facebook semata-mata malah kepada setiap manusia. Perisainya ialah hidup dengan cara hidup Islam dan melazimi zikir-zikir terpilih daripada al-Quran dan as-Sunnah. Risiko difitnah pula bukan hanya terjadi kepada muslimah yang meletakkan gambar di facebook semata-mata malah kepada setiap manusia. Perisainya ialah terus hidup dalam tabiah (suasana mendidik) dan tetap berdakwah, insya-Allah sekalipun difitnah, akan dibela Allah SWT.

Zaman Berubah, Pemikiran Wanita juga Boleh Berubah Selagi Dalam Batas

Di antara kaedah yang disepakati dan tidak diperdebatkan ialah fatwa boleh berubah dengan berubahnya zaman, tempat, kebiasaan dan keadaan.
            Dr. Yusuf al-Qaradhawi berkata, “Saya berkeyakinan, zaman kita sekarang telah memberi wanita banyak peluang dan kesempatan yang mengharuskan kita untuk menyusun kembali pemikiran-pemikiran kita  yang memudahkan  wanita untuk  membentuk keperibadiannya.”

            Beliau berkata lagi, “Di dalam kitab Al-Ijtihad fi Asy-Syariah al-Islamiyyah, saya  menyebutkan, saya menganjurkan wanita yang bergerak dalam bidang dakwah hendaklah tidak mengenakan penutup wajah. Alasannya agar tidak menjadi penghalang komunikasi antara dirinya sebagai da’i dan masyarakat sebagai objek dakwah.”

Bagaimana jika lelaki memandang dengan syahwat?

Antara risiko lain bagi wanita yang mendedahkan wajah ialah takut-takut lelaki fasik memandangnya dengan syahwat. Mari kita teliti perbahasan ulama berikut:
As-Shawi berkata, “Apakah wajib bagi wanita, pada saat lelaki memandangnya  dengan syahwat untuk menutup wajah dan tapak tangannya?”
Ibnu Marzuq berkata. “Tidak wajib baginya.”
Perintah menundukkan pandangan ditujukan kepada lelaki tersebut. Pendapat ini dikutip oleh Mawwaq dari Qadhi Iyadh. Marzuq membezakan antara wanita cantik atau tidak.
Namun, Dr. Yusuf al-Qaradhawi menegaskan, kecantikan seorang wanita adalah suatu yang relatif. Si A mungkin memandangnya cantik tapi si B mungkin memandangnya tidaklah cantik sangat. Lagipun,bagaimana seseorang wanita itu tahu seorang lelaki itu sedang memandangnya dengan nafsu?
 Terdapat hadis tentang Rasulullah memalingkan wajah Fadhl bin Abbas daripada memandang seorang wanita dari Khats’am yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahawa wanita itu memang cantik. IbnuHazm berkata, “Jika wajah (cantik) itu aurat, tentu Rasulullah memerintahkan wanita itu menutupnya.”
            Bolehnya wanita menampakkan wajah tidak bermakna bolehnya lelaki melihatnya. Sebahagian ulama melarang lelaki melihat wanita kecuali pandangan pertama yang tidak disengaja. Sebahagian ulama yang lain pula mengharuskan memandang wajah wanita dengan syarat  tanpa hasrat seksual. Jika timbul syahwat dengan memandang wajah wanita ketika itu haram hukumnya memandang wajahnya. Dr.Yusuf Al-Qaradhawi memilih pendapat ini dalam bukunya An-Niqab Lil Mar’ah.

Maslahah Kecil atau Maslahah Besar?

            Melihat cantiknya seorang pendakwah wanita dalam media cetak atau elektronik mungkin menyebabkan seorang lelaki terfitnah. Namun, mungkin kehadirannya di arena itu juga menjadi sebab 1000 orang wanita lain mendapat hidayah dengan izin Allah SWT. Mutiara ilmunya, pakaiannya, budi bahasanya dan apa-apa yang dia tonjolkan secara langsung menjadi ikutan, bukan sekadar mendengar teori tanpa gambaran yang jelas. Patutkah kita hanya memikirkan maslahah yang sedikit hingga mengabaikan maslahah yang lebih besar?

            Pengalaman hidup saya sendiri ketika di alam remaja, saya dahagakan idola. Saya sedar, idola paling utama ialah Rasulullah SAW. Selain itu, tokoh-tokoh wanita yang masih hidup turut mengesani peribadi saya. Seperti kebanyakan remaja lain, saya ingin melihat idola saya itu berkata-kata secara langsung, berperibadi di depan mata dan menunjukkan contoh dengan perbuatannya. Bukan itu sahaja, saya mahukan gambar idola saya itu disemat di dalam dompet agar saya dapat mencontohinya. Saya bersyukur apabila menemui gambar tokoh pejuang seperti Zainab al-Ghazali. Begitu juga gambar puteri sulung Yusuf al-Qaradhawi, Dr. Ilham dan sebagainya.

Muslimah yang tidak meletakkan gambar di facebook atau meletakkannya, masing-masing ada fatwa hati, dan ada niat suci tersendiri. Masing-masing ada peranan. Masing-masing mempunyai tujuan. Masing-masing mengikut garis hukum dan menutup aurat. Apa yang penting, kedua-duanya saling menghormati, memahami, saling membela, tidak menghukum, tidak saling merendahkan kerana merasa diri lebih baik, tidak berpecah belah dan saling bersatu. Utamakan akhlak, baik sangka dan lapang dada dalam berbincang dan melontarkan pandangan agar keindahan akhlak Islam tersebar mewangi ke segenap alam.
 
                              
                   by : http://sebarkanbahagia.blogspot.com/





"Ilmu itu adalah cahaya.Allah lontarkan ia ke dalam hati manusia, bertindak sebagai lampu suluh penerang kehidupan"

Selasa, 15 November 2011

Kisah lima perkara aneh


                        Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara. Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

                        Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."
Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

                        Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disedari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam.

                        Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia ternampak seekor burung helang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku." Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung helang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

                        Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, iaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada helang itu. Setelah mendapat daging itu, helang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya. Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghidu bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku erti semuanya ini."

                        Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah s.w.t. bahawa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua.  Ketiga jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya.  Keempat jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat.  Kelima bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

                        Saudara-saudaraku, kelima-lima kisah ini hendaklah kita semaikan dalam diri kita, sebab kelima-lima perkara ini sentiasa sahaja berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengata hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahawa kata-mengata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita, sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti ada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakannya. Lalu dia bertanya, "Wahai Allah, sesungguhnya pahala yang Kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu."

                        Maka berkata Allah s.w.t., "Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu." Dengan ini haruslah kita sedar bahawa walaupun apa yang kita kata itu memang benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh kerana itu, hendaklah kita jangan mengata hal orang walaupun ia benar.

Anjing-anjing neraka
                        Sabda Rasulullah s.a.w. kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin. 
· Bacalah Al-Quran 
· Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain. 
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain. 
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka. 
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat. 
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik. 
· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain. 
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain. 
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu. 

                        Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud, "Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain."
Sabda Rasulullah s.a.w., "Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya."
Kata Mu'adz, " Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?" Sabda Rasulullah s.a.w., "Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah s.w.t."

Isnin, 14 November 2011

Umat Islam : Kualiti dan Kuantiti

perang Badar menjadi bukti bahawa bilangan yang sedikit tidak menghalang Muslimin daripada menang  menghadapi musuh yang banyak bilangannya, dengan syarat terpasaknya dalam jiwa Taqwa dan Sabar.
Perang Hunain pula menjadi bukti bahawa bilangan yang ramai tidak dapat menolong Muslimin dalam mengatasi musuh, andai tiada keutuhan Taqwa dan Sabar.
Ayat al-Quran diturunkan mengenai perang Badar dan perang Hunain agar dijadikan sebagai pengajaran buat umat Islam. Sudahkah kita mengambil teladan dan sempadan?
Bilangan Muslimin yang sedikit dalam perang Badar tidak menjadi penghalang kemenangan, lantaran ketulenan Islam dan Iman, serta pegangan yang kukuh kepada Allah dan RasulNya.
Sebaliknya semasa perang Hunain, bilangan Muslimin amat ramai. Tetapi angka yang besar tersebut tidak menjamin kemenangan. Meskipun ramai, tetapi bagaimana dengan kekuatan iman di dalam jiwa?

Perang Hunain
Rasulullah s.a.w keluar menuju ke Lembah Hunain bersama angkatan berjumlah 12 000 orang - 10 000 dari Madinah dan 2 000 dari Mekah.
Melihatkan jumlah tentera yang besar, beberapa orang di kalangan tentera Muslimin berkata: "Kita pasti tidak akan kalah."
Sebahagian daripada tentera Muslimin di perang Hunain itu terdiri daripada mereka yang hanya menggabungkan tubuh badan ke dalam pasukan Muslimin, tetapi hati dan jiwa masih dikuasai oleh dunia, masih terdapat sifat-sifat yang menjadi penghalang kepada turunnya pertolongan Allah s.w.t.
Oleh sebab itu, ramai dikalangan tentera Muslimin mundur ke belakang semasa berlakunya kacau-bilau dan porak-peranda akibat diserang hendap di Lembah Hunain.
Tetapi para mukminin sadiqin dari kalangan Ansar dan Muhajirin, kembali menghadapi musuh sebaik sahaja mendengar laungan dan panggilan Rasulullah s.a.w. Mereka terus mengelilingi Baginda s.a.w dan terus teguh mengharungi pertarungan sengit. Dan bilangan sadiqin itu tidak lebih dari 200 orang.
Dengan 200 orang sadiqin itu, kemenangan berbalik semula kepada Muslimin setelah hampir dimiliki pihak musuh. Sakinah (ketenangan) telah diturunkan dan ditempatkan semula ke dalam hati Muslimin. Pihak musuh musyrikin telah ditewaskan oleh tentera Allah, padahal mereka dalam angka bilangan berjumlah 12 000.
Firman Allah Ta'ala:
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (wahai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, iaitu di waktu kamu menjadi sombong kerana banyaknya jumlah kamu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentera yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
(At-Taubah: 25-26)

Perang Badar
Benarnya niat, gigihnya ikhtiar dan usaha - syariatullah juga sunnatullah, dan penggantungan harapan hanya kepada Allah Ta'ala, menjadi asbab hadirnya bantuan yang dinanti daripada Allah Maha Perkasa.
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut."
Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai khabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram kerananya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Anfal: 9-10)

Realiti Kini
Kuantiti itu penting, tetapi kualiti lebih penting. Umat Islam tidak sedikit. Ramai. Tetapi Muslim yang berjiwa Muslim Mukmin masih kurang. Muslim yang menghayati Islam sebagai the way of life masih kurang. Pelbagai 'penyakit' masih melanda umat Islam. Buktinya, apa yang kita lihat pada hari ini.
Pelanggaran larangan Allah, maksiat kepadaNya. Pengabaian solat, zakat dan puasa. Pakaian tidak menutup aurat dan tidak menepati syara'. Ikhtilat tidak syar'ie, khalwat, zina, rogol, rempit, curi, arak, judi, rokok, dadah, bunuh, homoseksual, murtad, pecah amanah, rasuah dan Al-Quran tidak diambil sebagai perlembagaan.
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasiq.(Al-A'raaf: 164-165)
Perubahan perlu dilakukan. Umat Islam perlu sedar dan bangkit. Umat Islam perlu membina kekuatan spiritual, kepakaran dan ekonomi, mencontohi kegemilangan Islam di waktu silam. Dan peranan pembinaan kekuatan umat kini terletak pada bahu semua muslim.
Perintah Allah Ta'ala kepada kita:
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (musuh Allah) dengan kekuatan yang kamu miliki. (Al-Anfal:60)


Ahad, 13 November 2011

Apabila Meminati Seseorang

"Senyum je memanjang...ade ingat kat sesape ke?" Tegur kawanku. Aku tak perasan pulak sejak bila dia tenung aku.
"Ehhh... Zatel. Hehehe.... takdelah. Teringat sesuatu je." Balasku tersipu-sipu sambil membelek buku dengan otak yang kosong.
Entahlah. Sejak semenjak ini aku tidak tahu apa yang sedang bermain di kotak fikiran. Melayang entah ke mana. Ada sesuatu yang telah mencuit hati dan perhatianku. Walaupun terasa gatal menyibukkan diri dengan tugasan amanah tetapi tanpa diundang bayangan tersebut sering juga muncul dengan muka tidak tahu malunya.
"Hemmm...... aku tak tahulah kenapa dengan aku sejak akhir-akhir ini. Aku tak pasti apa puncanya." Luah hatiku dengan nada yang lemah.
"Kau kenapa? Cuba kau 'cer citer ckit' bagi aku paham. Ada masalah hati ehhh?"
"Ish kau ni! Cepat saja menekanya. Entahlah Zatel... aku rasa aku macam dah minat 'somebody'. Walaupun pernah berjumpa dan berbincang semeja sebelum ini, tapi aku dapat rasakan sesuatu selepas berjumpa dengan dia di dalam program aritu. Lepas balik je program tu aku macam nak tahu lebih dalam pasal dia. Aku selidik biodata dia dan apa kesukaannya. Tapi bukan tahap angau lagi ye."
"Aiwahhh.... Ustazah Rahmah dah jatuh cinta ke? Milik kepunyaan siapakah hatimu wahai sahabatku? Hehe.."
"Aku tak jatuh cintalah. Aku cuma minat je. Tapi bila aku fikir fikir balik, salahkah perasaan aku ini, Zatel?"
"Adusssss....... soal hati ini aku payah sikit nak jawab. Bukan apa, aku takda pengalaman la. Tapi yang aku yakin, kalau perasaan tu suci kerana Allah SWT bukan bersadurkan pandangan nafsu, rupa, material mahu pun duniawi.. 'tafaddhol masykura ya ukhti' ".
"Aku sendiri konfius dengan perasaan aku lagi. Aku tak nak lah perasaan ini menjadi permainan syaitan sehinggakan mengganggu kekhusyukkan solat dan ibadah aku. Aku nak ia suci supaya ada keberkatan dan keredhan Ilahi. Bagaimana harus untuk aku uruskan perasaan ini?"
************************
Dilema?
Sama ada untuk melayan perasaan tersebut dan meneruskan bayangan yang tak pernah muncul?
ATAU
Mengambil langkah berani dengan mencari orang tengah yang paling beriman dan dipercayai?
ATAU
Melupakan sahaja dengan menyibukkan diri dan fokus apa yang lebih penting?
**********************
Apa pilihannya? Keliru?
Ber'syura'lah. Berbincang elok-elok dengan orang yang paling dekat dengan kita, yang dalam ilmu dan pengalamannya. Arif dan alim tentang kemahirannya.
Selepas keputusan diputuskan bersama-sama, walau apapun pilihannya; ber-istikharahlah. Mohon Allah redhai setiap keputusan yang telah kita buat.
Apa yang penting?
Kesucian jiwa. 
"Benar-benar beruntunglah orang-orang yang suka mensucikan jiwanya. Dan benar-benar rugilah orang-orang yang gemar mengotorkan jiwanya." (Asy-Syams: 9-10)
Percayalah. Bahawa sesungguhnya mensucikan jiwa itu tugas paling utama bagi umat manusia yang dibawa oleh Rasullah SAW yang diutuskan oleh Allah.
Kesucian jiwa itulah tujuan utama bagi semua orang yang bertaqwa serta beriman kepada Allah. Bagi seseorang yang beroleh keselamatan dan kebahagiaan atau pun kesengsaraan. Dan kecelakaan di sisi Allah Taala itupun tergantung kepada kesucian atau kekotoran jiwa yang ada di dalam diri manusia itu sendiri.
Hanya Allah yang akan memberi penilaian namun kita wajib berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari Allah dengan izin dan kehendaknya.
***********************
Namun, andai kata kita sudah berusaha bersungguh-sungguh tetapi kesudahannya kita tetap dikecewakan. Bertabahlah! Itulah namanya kehidupan. dikecewakan dan mengecewakan. Dilukai dan melukai.

 

Sabtu, 5 November 2011

NADAMURNI - Haji Rukun 5



"Ilmu itu adalah cahaya.Allah lontarkan ia ke dalam hati manusia, bertindak sebagai lampu suluh penerang kehidupan"

Khamis, 3 November 2011

Memori Di Bumi Kelantan...

"Ilmu itu adalah cahaya.Allah lontarkan ia ke dalam hati manusia, bertindak sebagai lampu suluh penerang kehidupan"


  saya pernah bersekolah di negeri kelantan lebih kurang setahun..setahun jek he33.. . di negeri inilah saya melihat dan berjumpa dengan dato nik aziz nik mat dan ustazah/kak fatimah syarha.secara dekat dan real**. bukan pada foto atau di ditelevisyen.. .
saya dapat melihat nik aziz secara dekat di satu majlis yg diadakan di tempat ana bersekolah . xigt la mase tu wt majlis ape.. xthu la majlis malidur rasul ke,penyampaian  hadiah..tpi enthle...dh xigt sbb ia dh berlalu dalam 3 dh nk masuk 4 tahun. majlis tu di di buat secara meriah walaupun xmewah he3... tapi best44.. yg ana igt, dato nik aziz di sambut dengan aluan kompang dan pasukan polis/kawat wat pembarisan dan ade beberapa aktivti/program laen yg dibuat untuk mengisi majlis itu. tulah firt time ana dapat lihat dato nik aziz seara real.
first time melihat kak fatimah syarha semasa k.fatimah syarha datang ke tempat ana bersama2 sahabat ana serta budak kelantan tinggal (hostel).kak fatimah datang dengan berteman.. mgkin shabat sekuliah@seuniversiti@sekerja he3..xthu mana yg tepat hu3. xsilap namanya kak mumtazah. sebelum nie xpenah mengenali dan xpenah dengar tentang penulis novel "tautan hati" ini. kami di ajak bernasyid ramai3 lagu 'demi matahari' dan kak fatimah ade juga memberi sedikit tazkirah. ana rasa terkesan dengan tazkirah yg diberi walaupun pendek kerana masa yg terlalu singkat..mase kak fatimah syarha sedang memberi tazkirah.. ana sempat menilik wajah dan gaya beliau he3..di situ saya dapat simpulkan tentang kak fatimah. syarha..Subnaallah.. , akhlak beliau sangat cantik.. dan ana melihat cintanya kepada ALLAH dan Rasul sangat3 tinggi dan mendalam. memang kagum dengan kak fatimah syarha serta sahabat k.fatimah syarha . ana bukan apa, ana kagum dan terkesan dengan akhlak dan cinta kepada ALLAH dan Rasul amat mendalam yang ditunjukkan beliau.. selain itu kak fatimah juga ade mempromot buku novel hasil penulisannya. tapi kene order dulu.. lepas salam2, kak fatimah dan sahabatnya pulang. xsilap hanya salah sorang kawan ana yg beli.xthu ade kawan laen yg beli. ana pinjam je hehe3333. novel yg ana dah bace hasil penulisan kak fatimah syarha iatu tautan hati,syabab dan mawar berduri.tu je kot he3.. jalan cerita dalam novel syabab tu sedih jugak..tautan hati  pulak byk pengajaran yg kita boleh ambil..
Dato nik aziz dan kak /ustazah fatimah syarha boleh di jadikan ikon untuk buat di luar sana xkira dari remaja owg dewasa dan owg tua. mungkin ramai lagi yg di luar boleh dijadikan ikon seperti ustazah norbahyah dan lain3 tapi ana xthu nama. .xngafal nma2,tgk muka je.igat bape owg  jer.  contoh teladan yang paling agung dan terbaik. ialah kekasih ALLAH iaitu Nabi Muhammad s.a.w.. akhlaknya terlalu sempurna. cintaNYA dan ketaanNYA  kepada ALLAH mmang xterungkap. Tamatlah alkisahnya di sini..he4. xthu nk tulis ape agi..wassalam



yang menarik di sini :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...